Aku tak mau menepuk angin
Aku tak mau menjalankan kesia-siaan
Aku ingin semua rencana terjalin
tapi, apa semua tinggal harapan?
Aku tak mau menepuk angin
Aku ingin konstruksi hidup yang menyenangkan
Aku ingin kehidupan yang terpimpin
tapi, apakah semua tinggal angan?
Aku tak mau menepuk angin
Aku ingin meraih mu, wahai kesayangan
Aku berusaha jadi pengaduanmu
tapi, apakah kau menyadarinya?
Aku tak mau menepuk angin
Aku ingin bersama mu, wahai pujaan
Aku mencoba jadi sahabat hatimu
tapi, apa kau sudi menerimanya?
Aku tak mau menepuk angin
Jika angin sudah tertepuk
mungkin si hina akan terpuruk
karena rasa terasa bagai angin lalu
Aku tak mau menepuk angin
Si hina hanya mau kebahagiaan
Aku hanya berusaha jadi yang terbaik
Aku tak mau sang kesayangan ditusuk kekecewaan
Aku tak mau menjalankan kesia-siaan
Aku ingin semua rencana terjalin
tapi, apa semua tinggal harapan?
Aku tak mau menepuk angin
Aku ingin konstruksi hidup yang menyenangkan
Aku ingin kehidupan yang terpimpin
tapi, apakah semua tinggal angan?
Aku tak mau menepuk angin
Aku ingin meraih mu, wahai kesayangan
Aku berusaha jadi pengaduanmu
tapi, apakah kau menyadarinya?
Aku tak mau menepuk angin
Aku ingin bersama mu, wahai pujaan
Aku mencoba jadi sahabat hatimu
tapi, apa kau sudi menerimanya?
Aku tak mau menepuk angin
Jika angin sudah tertepuk
mungkin si hina akan terpuruk
karena rasa terasa bagai angin lalu
Aku tak mau menepuk angin
Si hina hanya mau kebahagiaan
Aku hanya berusaha jadi yang terbaik
Aku tak mau sang kesayangan ditusuk kekecewaan
Aku tak mau menepuk angin
Aku tak mau berprasangka
Aku tak mau berputus asa
Sungguh! Aku tak mau
Jakarta, 12 Mei 2016
Pemimpi yang Tenggelam
S.G.S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar