Kamis, 26 Mei 2016

Etika Luther dalam Meninjau Fenomena Kepemimpinan Ahok

Latar Belakang Pengajaran Luther
Martin Luther adalah seorang pemikir Kristen yang mempelopori lahirnya reformasi. Martin Luther adalah seorang pengkhotbah dan guru yang saleh. Luther menekankan pengajarannya pada pemahaman kekristenan yang didasari pada kebenaran kitab suci. Pandangannya ini tidak hanya membawa pengaruh di gereja. Ajaran-ajaran yang dibawa oleh Luther membawa pengaruh bagi dunia pada zamannya (Grosshans 2001, 13).
            Luther bertumbuh dalam masa yang penuh dengan perubahan. Luther bertumbuh pada masa dinasti Charles V (1500-1558). Pada masa itu terjadi ledakan ekonomi dan kapitalisme. Banyak penduduk yang berhasil mengembangkan usaha mereka. Luther dalam hidupnya memperoleh perjalanan iman yang membuatnya menyadari akan kebesaran Allah. Luther juga melawan praktek Indulgensia yang menunjukkan penerapan otoritas berlebihan di dalam gereja katolik. Pendirian Luther untuk mempertahankan prinsipnya menjadikan kitab suci sebagai pembaru terus dipertahankan meski banyak rintangan menghadang perjalanan hidupnya (Grosshans 2001, 15-25).
            Ajaran-ajaran Martin Luther sangat dipengaruhi oleh konteks yang terjadi pada masa hidup Luther. Pengaruh ajaran-ajaran Luther sangat dipengaruhi oleh pergolakan yang terjadi selama masa reformasi gereja. Luther saat itu berada dalam keadaan yang penuh dengan otoritas di dalam gereja. Pada masa itu Luther mengkritik pemikiran-pemikiran gereja yang menurutnya kurang tepat dan tidak menunjukkan perbuatan yang baik (White, 1981).
Ajaran Martin Luther mengenai Kebaikan
            Manusia menurut Martin Luther harus terus berbuat baik. Manusia harus terus berbuat baik agar membawa dampak di dalam kehidupan. Dampak baik dari kehidupan terhadap orang lain akan terlihat saat manusia berusaha untuk lebih baik lagi di dalam kehidupannya. Hal tersebut memperlihatkan bahwa manusia tidak menjalani kehidupan yang statis, karena manusia akan senantiasa terus memperbaiki diri (White 1981, 153).
            Ajaran Luther mengenai etika sangat terkait dengan ajaran Luther mengenai iman Kristen. Ajaran etika Luther menekankan mengenai kehidupan di dalam Tuhan. Perbuatan baik yang dilakukan oleh manusia adalah perbuatan yang didasari oleh keyakinan iman yang dimiliki oleh manusia. Perbuatan baik bukan semata-mata hanya sebagai cara agar manusia dapat diterima Allah di kerajaan surga. Kebaikan manusia akan dilengkapi di dalam kematian dan kebangkitan Yesus (Gritsch & Jenson 1976, 137).
             Luther juga sangat menekankan mengenai hukum dalam kehidupan manusia. Menurut Luther manusia memiliki hukum alamiah. Hukum alamiah yang dimaksud berasal dari kebijaksanaan, pengalaman pribadi dan korporasi politik. Hukum alamiah hadir di tengah iklim kehidupan yang penuh dengan berbagai permasalahan. Akan tetapi hukum Allah tetap menjadi yang utama bagi manusia. Maka dari itu menurut Luther sangat penting hukum untuk diajarkan kepada manusia, agar manusia memiliki kebijaksanaan untuk menentukan yang baik dan yang buruk (White 1981, 158).
            Manusia menurut Martin Luther memiliki kebebasan dalam kehidupannya. Akan tetapi kebebasan yang dimiliki oleh manusia berada bersamaan dengan dosa manusia. Untuk itu keselamatan dari Allah akan melengkapi kebebasan dalam diri setiap manusia. Akan tetapi kebebasan yang dimili oleh manusia akan membawa pengaruh pada manusia. Kebebasan manusia akan mempengaruhi perbuatan baik manusia. Kebebasan manusia akan tetap berada dalam lingkaran dosa bila kepentingan pribadi dan rasa ingin memiliki masih mendominasi manusia (Grosshans 2001, 78). Penjabaran pemahaman Luther mengenai kebebasan memunculkan pemahaman bahwa kebaikan akan sulit terlihat bila latar belakangnya adalah kepentingan pribadi. Kebaikan juga tidak akan terlihat bila manusia tidak menggunakan kebebasan dalam dirinya untuk kebaikan bersama.
Luther dan Pemahaman Politik
            Manusia di dalam kehidupannya tidak terlepas dari politik. Pada dasarnya politik tidak hanya berada pada level pemerintahan. Politik menjadi hal yang diusahakan di dalam kehidupan oleh banyak orang. Alasan mendasar dari pendapat tersebut karena politik dapat membentuk struktur di dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia dapat berjalan sesuai kondisi politik yang coba diterapkan dan diperlihatkan di dalam kehidupan (Rendtorff 1989, 14).
            Pemahaman politis yang ditawarkan di dalam pemahaman Luther berfokus pada upaya mereduksi konsep politik yang penuh dengan otoritas dan kekuasaan pengadilan.  Berdasarkan pemahaman tersebut Luther mencoba memberikan pemahaman baru mengenai konsep berpolitik. Dalam teologi Lutheran konsep politik tetap berfokus pada Allah dan manusia sebagai mahluk yang berdosa. Politik menjadi sarana manusia untuk menjauhkan diri dari kekerasan yang berdasarkan pada proses penyaliban Yesus Kristus (Rendtorff 1989, 15).
            Pandangan lain mengenai politik dalam kerangka berpikir Luther adalah soal pelayanan. Politik dapat menjadi sarana untuk melaksanakan hidup yang baik bagi orang lain. Politik dapat menjadi sarana untuk mewujudkan kehidupan yang baik bersama dengan orang-orang di sekitar. Hal tersebut didasari pada pengajaran dari Allah melalui hukum Allah yang dipahami oleh manusia (Gritsch & Jenson 1976, 185). Hukum Allah menjadi dasar manusia untuk bertindak mewujudkan politik yang berdampak baik bagi kehidupan semua orang (White 1981, 158).
            Pengakuan akan penyertaan Allah dalam diri manusia menjadi faktor yang sangat penting dalam hidup manusia, termasuk di dalam pilihan politis manusia. Allah menciptakan manusia menjadi penggerak kehidupan di dunia, meski dengan berbagai pemahaman yang berbeda-beda. Intinya bukan pada mempersatukan pemahaman, melainkan pada mengakui kehadiran Allah dan menguatkan pilihan untuk berbuat kebaikan di tengah pergumulan dan polarisasi. Politik berdasarkan interpretasi firman Allah membuat manusia beroritentasi pada masa depan bersama yang lebih baik (Gritsch & Jenson 1976, 185-186).
                Pemahaman mengenai politik berdasarkan kerangka berpikir etik Luther memberi pemahaman mengenai bagaimana proses politis di dalam kehidupan. Proses politik yang ditunjukkan oleh Luther adalah sebuah kerangka berpikir untuk memahami politik yang didasarkan pada Allah dan firman-Nya sebagai pusat dari pemahaman politik secara Kristiani.
            Etika yang diajarkan oleh Lutheran sangat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran mengenai kuasa Allah dan hukum Allah. Perbuatan baik di dalam kehidupan, termasuk di dalam politik adalah bagian dari tanggungjawab moral manusia. Manusia diharapkan tidak hanya mampu memahami dan mengajarkan berbagai nilai-nilai kebaikan di dalam kekristenan. Manusia diharapkan mampu menunjukkan hal-hal baik di dalam kehidupan, termasuk di dalam politik. Akan tetapi satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah soal kebersamaan. Manusia senantiasa harus mengupayakan kebaikan di dalam kehidupan politis secara bersama-sama (Ulrich 2005, 34).  Hal tersebut perlu diperhatikan dan dilaksanakan karena politik akan membawa dampak sosial. Politik harus membawa pengaruh baik bagi semua orang.
Tinjauan terhadap Perjalanan Politik Ahok berdasarkan Etika Luther
            Indonesia belakangan ini mengalami pergolakan dalam dunia politik. Banyak sekali pemberitaan di media massa mengenai politik di Indonesia. Berita-berita yang disampaikan di media massa sangat beragam, mulai dari berita pencapaian program kerja, hingga berbagai skandal di dunia politik yang menghebohkan negeri. Pergolakan politik yang terjadi di Indonesia membuat mata tertuju pada para pemimpin di negeri ini, mulai dari tingkat tertinggi hingga tingkat terendah.
            Kondisi politik di Indonesia yang tidak stabil dan penuh kepentingan membuat dimensi sosial politik harus direfleksikan kembali. Politik yang dilandasi oleh pemahaman akan dimensi politis manusia yang baik menjadi penting. Pembahasan yang alot dan berbelit-belit di dalam politik akan menjadi nihil jika tidak menyadari dimensi politis manusia di dalam pelaksanaan politik.
            Dimensi politis manusia adalah dimensi masyarakat yang ada di dalam sistem politik secara keseluruhan. Dimensi politis manusia menjadi salah satu landasan di dalam berpolitik. Itu artninya di dalam pendekatan yang politis perlu memikirkan aspek kemanusiaan di dalamnya. Artinya berbagai hal yang dilaksanakan dan diputuskan di dalam politik harus mengacu pada masyarakat secara keseluruhan (Magnis-Susesno 1994, 19-20).
            Pemahaman nilai moral perlu di dalam melaksanakan sistem politik, baik di dalam negara atau pun di dalam tatanan sosial masyarakat yang lain. Nilai moral dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan patut atau tidaknya keputusan yang diambil di dalam sistem politis yang terbentuk (Magnis-Suseno 1994, 15). Artinya setiap pengambilan keputusan harus berdasarkan pertimbangan moral. Pertimbangan moral menjadi sarana untuk melihat apakah keputusan tersebut patut dilaksanakan atau tidak. Pertimbangan moral yang baik dapat diperoleh salah satunya dengan penghayatan iman manusia. Manusia sebagai perpanjangan tangan Sang Kuasa untuk menunjukkan nilai-nilai kebaikan di tengah kehidupan.
Kondisi yang dihadapi Luther pada masanya mirip dengan kondisi di Indonesia. Tentu saja konteks permasalahan yang dihadapi sangat berbeda. Luther melawan kebijakan indulgensi atau penjualan surat pengampunan dosa, karena surat pengampunan dosa membawa dampak buruk bagi umat pada saat itu. Hal tersebut bertentangan dengan prinsip Luther yang menekankan keselamatan berasal dari Allah. Meski pun pada akhirnya Luther tetap mendapatkan perlawanan dari berbagai kalangan (Grosshans 2001, 19). Luther pada saat itu juga terus mengupayakan kitab suci yang dapat dibaca oleh semua orang. Artinya Luther mengupayakan penerjemahan Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke bahasa Jerman agar firman Allah dapat dipahami semua orang dan menjadi dasar kehidupan umat Kristen (Grosshans 2001, 21). Hal tersebut bertujuan agar dampak baik dari mengetahui firman Allah terasa bagi semua orang.
            Penjabaran pada bagian sebelumnya menunjukkan bahwa Luther ingin mengubah paradigma mengenai politik di dalam gereja. Politik dapat membawa dampak sosial bagi manusia. Untuk itu politik lebih ditekankan sebagai upaya untuk mewujudkan kehidupan bersama yang lebih baik. Peristiwa yang dialami oleh Luther di dalam gereja juga menunjukkan bahwa politik bukan hanya mempertahankan idealisme semata.
            Pengambilan kebijakan sebagai bagian dari politik yang membawa dampak bagi masyarakat menjadi sorotan. Politik di Indonesia pada saat ini hanya menjadi panggung perebutan kekuasaan. Banyak pejabat publik yang lupa akan tanggungjawab untuk melayani masyarakat. Kebijakan politik kurang membawa dampak sosial dan pemikiran yang baik bagi masyarakat (Hargen website 2016).
            Kondisi yang demikian rumit memunculkan sikap apatis dengan keadaan politik Indonesia. Akan tetapi beberapa waktu belakangan muncul tokoh-tokoh politik yang membawa harapan baru bagi Indonesia. Salah satunya adalah Basuki Tjahja Purnama, atau yang biasa disapa Ahoh. Saat ini Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ahok saat ini menjadi public figure yang cukup terkenal di Indonesia.
            Ahok dengan kebijakan publiknya berupaya untuk mengintegrasikan program pemerintah dengan masyakarat. Salah satu contoh kebijakan politik yang membawa pengaruh bagi masyarakat adalah bantuan untuk masyarakat Jakarta yang kurang mampu. Misalnya, Ahok meneruskan program-program pendahulunya, Joko Widodo dalam bantuan untuk masyarakat seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan lain-lain (Deustche Welle website 2016).
            Selain kebijakan politik yang terintegrasi dengan masyarakat, Ahok juga melawan praktik korupsi di pemerintahan dan membeberkannya di media. Hal tersebut menjadi daya tarik Ahok lainnya di dalam masa jabatannya. Ahok tidak segan memecat orang-orang yang kedapatan melalukan pelanggaran yang merugikan pemerintahan (Riaugreen website 2016).
            Manuver-manuver yang dilakukan oleh Ahok terasa seperti harapan baru di tengah perpolitikan Indonesia. Ahok menunjukkan sikap untuk berbuat baik kepada orang banyak. Perbuatan baik untuk orang banyak tersebut berasal dari kebijakan-kebijakan publik yang dibuat oleh Ahok.  Kebijakan Ahok juga membawa pengaruh kepada orang-orang yang berada di dalam pemerintahan, sebagai upaya untuk memberikan pemahaman mengenai pemerintahan yang berlangsung kepada masyarakat, sebagai bagian dari politik yang membawa dampak sosial.   
            Apa yang dilakukan Ahok pada saat ini jika dipandang dari sudut pandang Martin Luther dapat dikatakan sebagai bentuk sebuah reformasi. Martin Luther dalam pemahaman mengenai konsekuensi moral menekankan bahwa iman yang menyelamatkan harus terwujud dalam kasih dan perbuatan baik yang bermanfaat bagi semua orang. Perbuatan-perbuatan tersebut harus berujung pada perbuatan yang aktual. Contohnya adalah melawan ketidakadilam di berbagai bidang dan melawan penguasa yang melupakan tanggungjawab yang mereka miliki, sebagai bagian dari iman. (White 1981, 171).
            Luther menekan juga mengenai kekuasaan dalam politik. Kekuasaan yang dimiliki di dalam sistem politik akan selalu berhubungan dengan kebijakan-kebijakan yang hendak diambil oleh pihak-pihak yang berkuasa. Hal yang menjadi prioritas di dalam kekuasaan politik didasari dengan nilai-nilai Kristen. Politik yang didasari oleh iman Kristen menurut Luhter adalah politik yang nyata berupa aksi terhadap sesama. Aksi terhadap sesama yang menjadi makna dari kewarganegaraan (Ulrich 2005, 37).
            Jika melihat kinerja Ahok berdasarakan perspektif Martin Luther, dapat dikatakan bahwa Ahok sedang mengupayakan kebaikan bersama di dalam jabatan dan wewenang yang dia miliki. Sebenarnya pada dasarnya politik harusnya membawa dampak sosial yang baik bagi semua orang. Akan tetapi itu adalah sebuah pemahaman di dalam pemikiran, di dalam praktiknya hal tersebut sulit terjadi. Di tengah kesulitan tersebut Ahok dianggap sebagai pelopor dari gerakan politik yang membawa dampak bagi sesama.
            Perlawanan Ahok terhadap penyalahgunaan kekuasaan terlihat di dalam upayanya membongkar penyelewengan di DPRD DKI Jakarta (Riaugreen website 2016). Ahok menggunakan otoritas yang dia miliki sebagai gubernur untuk membongkar tatanan yang keliru di dalam pemerintahan yang dia pimpin. Selain itu dia juga menggunakan otoritas yang ada untuk mengambil sikap dalam penentuan kebijakan apakah sesuai dengan kebaikan bersama untuk warga Jakarta atau tidak. Warga Jakarta pun puas dengan kinerja yang ditunjukkan oleh gubernur mereka tersebut. Tingkat kepuasan warga Jakarta terhadap gubernur mereka tersebut mencapai 81,5 persen, yang mengalami peningkatan dari survei-survei sebelumnya (Liputan 6 website 2016) .
Kesimpulan
            Kebaikan dan kehidupan politik menjadi beberapa bagian dari etika Kristen Luther. Kebaikan menurut Luther adalah sebuah proses untuk memperbaiki hidup dan mengupayakan hal-hal yang sifatnya baik (White 1981, 153). Selain itu kebaikan yang dimaksud juga harus di dasari pada hukum Allah (White 1981, 158) dan menyadari pentingnya menjadi agen perubahan untuk kehidupan yang lebih baik (Gritsch & Jenson 1976, 185-186). Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa politik yang membawa pengaruh harus berjalan seiring dengan kebaikan bersama berdasarkan hukum Allah, agar manusia memperoleh keselamatan dan kehidupan yang lebih baik.
            Ahok menunjukkan nilai-nilai kekristenan dari etos kerjanya. Etos kerja yang mementingkan kepentingan bersama menjadi nilai lebih Ahok dimata masyarakat. Selain itu keberanian dan kegigihan untuk meluruskan kembali makna otoritas dalam politik pun menjadi nilai lebih Ahok yang lain di tengah masyarakat. Politik yang mementingkan rakyat dan membawa nilai kebaikan bagi semua orang menjadi kebutuhan utama masyarakat Indonesia saat ini. Apa yang membuat Ahok dipuja oleh masyarakat pada saat ini disebabkan karena melalui kebijakannya lebih mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat.
            Ahok memberikan gambaran bagi masyarakat Indonesia mengenai apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kehidupan bangsa. Ahok menunjukkan pentingnya nilai-nilai kebaikan bersama. Sementara Etika Luther juga mengajarkan hal yang serupa melalui ajaran Etika Kristen. Nilai penting dalam etika Kristen Luther mengenai kebaikan adalah pentingnya untuk mendasari perbuatan baik atas dasar keyakinan akan keselamatan dan hukum yang berasal dari Allah (White 1981, 158). Etika Kristen Luther tersebut dapat membantu kita menyimpulkan bahwa kebaikan yang harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari harus didasari iman sebelum membawa dampak bagi orang lain, salah satunya melalui politik. Politik yang baik akan didukung oleh kebaikan untuk semua orang dan keyakinan dalam iman.
Daftar Acuan
Gritsch, Eric W and Robert W. Jenson: 1976. Lutheranism: The theological movement and its
            confessional writings. Philadelphia: Fortress Press.
Grosshans, Hans-Peter, 2001. Tokoh pemikir Kristen: Luther. Editor Peter Vardy.
            Yogyakarta: Kanisius.
Magnis-Suseno, Frans. 1994. Etika politik: Prinsip-prinsip moral dasar kenegaraan modern.
            Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rendtorff, Truzt. 1989. Ethics vol. 2: Applications of an ethical theology. Translated by
            Keith Crim. Minneapolis: Fortress Press.
Ulrich, Hans G. 2005. In On the grammar of Lutheran ethics. In Lutheran ethics at
            The intersections of God’s one world,  Ed. Karen L. Bloomquist, 27-48. Geneva:
            The Lutheran World Federation Departement for Theology and Studies.
White, R.E.O. 1981. The changing continuity of Christian Ethics Vol. 2: The insights of story.
Exeter: The Paternoster Press.
Website
Hargen. Maraknya Kondisi Politik di Indonesia di Kalangan Masyarakat.
Deutsche Welle. Ahok, Gubernur Pertama Etnis Tionghoa. http://www.dw.com/id/ahok-   gubernur-pertama-etnis-tionghoa/a-17856713 (diakses 2 Mei 2016).
Liputan 6. Survei Tingkat Kepuasan Warga Terhadap Ahok 81,5 Persen
Riaugreen. Bongkar Korupsi DPRD DKI, Ahok Dipuji Menteri, Gubernur dan Pejabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar