“Jangan
baper banget kenapa! Becanda doang kok” Kalimat ini kayanya udah jadi bahasa pasar pergaulan ku lihat. Baper makin hari makin sering ku dengar dikatakan sama kawan-kawannya kalau lagi cakap-cakap atau markombur (read: ngerumpi). Aku sendiri tak tahu entah kapan istilah gahoel (Istilah gaul zaman kekinian) ini tiba-tiba muncul gitu aja.
Gara-gara itu jadi gatal tangan ku mau cakap-cakap dari coret-moret ku ini tentang si baper yang lagi ngetrend ini.
Mungkin entah kapan yakin aku bakal muncul pertanyaan
siap ku tulis tentang baper di coret-moret ku ini.
Kenapa baper aja dibahas? Apa pula pentingnya membahas baper? Macam tak ada lagi hal penting yang mau dibahas selain istilah-istilah gaul macam ini? Terlepas apa
pun pertanyaan, kritik, cacian, makian, hujatan dan antek-anteknya yang muncul belakangan, tetap bakal ku coba bahas mengenai satu kata gaul
ini, mengingat kata ini udah lengket dengan kehidupan sosial yang semakin “gahoel” ini.
Ceritanya, kan iseng-iseng -nggak berhadiah- aku coba cari di KBBI dengan keyword kata baper, pikirku bakal tak ada itu di situ. Ehh, betul ternyata tak ada di KBBI . Baper ini kalau menurut beberapa orang yang ku tanya dan yang menggunakan istilah itu, maksudnya singkatan dari “bawa
perasaan”. Bawa perasaan yang dimaksud itu tidak
memasukkan ke dalam hati berbagai hal yang terjadi di dalam kehidupan
sehari-hari, biar lebih gampang ngerti biar nggak cepat tersinggung. Intinya baper ini
maksudnya supaya yang dengar bisa sabar, nggak cepat darting -alias darah tinggi-.
Kalau dilihat-lihat, sebenarnya baiknya muncul istilah baper ini. Karena sering orang bilang ke kita jangan baper, jadi sadar aku kalau kita tidak boleh sering-sering terbawa emosi. Ku pikir juga kata baper ini bisa jadi cara yang gahoel, kekinian pula supaya orang-orang merasa kalau anjuran supaya nggak baper jadi pegangan hidup. Karena hidup ini (termasuk hidup ku) sudah berlimpah banyak hal (yang buat baper). Kau mau terbawa perasaan terus ke mana-mana? Aku sih tak mau.
Arti baper sebenarnya ada makna positifnya. Menurut hemat aku secara tidak langsung baper udah jadi salah satu stimulus (bahasa kerennya perangsang, biar agak keren aku dikit bah) untuk kawan-kawan yang sering dengar terus dibilangkannya istilah ini supaya nggak nethink (negative thinking). Kalau ada pula tiba-tiba orang yang bilang ke kita kaya gini, "woy anak muda, jangan cepat baper kau", mungkin itu salah satu cara juga supaya jernih kita pakai pikiran yang dikasih Tuhan sama kita. Kalau kita lihat sama diri kita sendiri bakal teringat kita kalau hidup tidak selamanya sesuai dengan
yang kita harapkan. Jadi tak usah baper-baper kali kalau ada masalah yang muncul. Kaya gitu lah kira-kira.
Tapi keknya (read:sepertinya) ada maksud lain si kata baper ini. Kalau dilihat-lihat betul kok baper ini bisa dilihat dengan sisi postif. Kalau gitu anggapannya nggak salah juga kan ku bilang kalau baper ini ada sisi negatifnya (Kalau salah katakan sejujurnya *lhaa --")? Tiba-tiba juga otak ku terpikir sama pandangan tentang istilah ini. Kayanya istilah ini juga bisa bikin orang tersinggung, ngamuk, merajuk, merujak, dan antek-anteknya. Kenapa pula bisa gitu ya? Penasaran dirimu kedan (read: kawan)? Kita bahaslah ya!
Kadang kalau ku tengok-tengkok istilah baper ini bikin kita (terpaksa) buat bersabar. Hah? macam betul aja lah! Tapi iya loh, untuk beberapa kedan kita yang perasaannya sensitif, mungkin bisa nusuk kali perkataan supaya nggak baper itu. Kalau ditengok-tengok memang betul juga. Kadang aku pun merasa dipaksa sabar sama orang-orang kalau di bilang baper. Kadang mau ku bilang juga sama orang-orang yang maksa aku supaya nggak baper "woi lae, woi ito, yang kau pikirnya hati ku udah lembut kali macam salju?" Ku lihat kata baper ini jadi membenarkan orang lain kalau menuntut kita sabar, tapi kan itu dilihat dari pandangan orang yang bilang, kalau yang dibilangin tersakiti, mau bilang apa? mau bilang jangan terlalu baper (lagi?). Kayanya nggak bisa pula begitu. Kan manusia ada batasnya.
Itu ajalah dulu coret moret ku ya. Maafkan daku kalau ada cengkunek (read: tingkah laku) yang kurang berkenan. Maafkan tulisan ku yang menyemak ini. Horas ma di hita saluhut na!
P.S.
Saran dan Kritiknya silahkan diberikan (tapi yang beradat sikit cara nyampekannya ya, takutnya baper pula yang punya blog) hahahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar